Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Foto bareng setelah menanam padi pada kegiatan praktek Kaji Tindak mata kuliah Metode Penyuluhan II

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan Fieldtrip di desa Pujon sebelum melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Singosari, Malang, Jawa Timur

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Singosari, Malang, Jawa Timur

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan Magang penyuluhan di desa Girimoyo, Singosari Malang Tahun 2013

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan PKL III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan PKL III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan PKL III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Rabu, 16 April 2014

Pengenalan Agroekosistem Tanaman Padi

A.  Tanaman Padi Sawah

1.  Iklim
Tanaman padi dapat hidup di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air.  Curah hujan rata-rata 200  mm per bulan, dengan distrubusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm.  Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23o C.  Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi sekitar 0-1500 m dpl.

2.  Tanah
Tanah yang baik untuk  pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup.
Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm dengan PH antara 4-7.

    
         Gambar 1: Lahan sawah yang dilengkapi dengan sistem irigasi


B.  Tanaman Padi Gogo

1.  Iklim
Padi gogo tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 875 - 1000 mm per 3,5 - 4 bulan. Di Indonesia, curah dan periode hujan bervariasi, tidak hanya antar daerah tetapi juga di daerah itu sendiri. Curah hujan tahunan sebesar 1000 mm atau 200 mm/bulan selama pertumbuhan cukup memadai bagi tanaman padi gogo untuk berproduksi.
Curah hujan kurang dari 200 mm/bulan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Adakalanya curah hujan harian menjadi lebih penting dibandingkan curah hujan bulanan atau tahunan. Curah hujan harian 200 mm menyebabkan tanaman mengalami stress karena kondisi lahan yang terlalu lembab ( moisture stress), dan tanaman menderita kekeringan bila tidak ada hujan selama 20 hari.
Padi gogo yang tumbuh pada musim berawan dan suhu 24-250C umumnya memberikan hasil yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan, makin tinggi intensitas cahaya matahari pada saat tanaman dalam pase reproduktif sampai pemasakan gabah, makin baik hasil padi gogo. Dilain pihak, intensitas cahaya matahari yang diharapkan mencapai 16,5 kcal/cm2 pada pase pengisian sampai pase pemasakan gabah jarang terjadi.  

2.  Tanah
Karakteristik lahan pada daerah pertanaman padi gogo cukup beragam sebagaimana halnya kondisi iklim. Tekstur tanah bervariasi dari pasir sampai liat, pH (kemasaman tanah) 3-10, kandungan bahan organik 1-50%, kandungan garam 0-1%, dan ketersediaan nutrisi bervariasi dari defisiensi akut sampai berlimpah.
Tekstur tanah mempengaruhi nilai kelembaban tanah melebihi sifat lainnya, kecuali tofografi. Tekstur tanah merupakan hal yang penting di areal pengembangan padi gogo yang tidak punya pengikat untuk menahan kelembaban. Profil tekstur tidak hanya dilapisan atas, tetapi juga di lapisan bawah. Jika bagian bawah tanah mempunyai cukup liat, maka fungsi tekstur lapisan atas menjadi berkurang.
Tanah grumusol dan andosol sangat peka erosi, sementara tanah mediteran merah-kuning dan regosol peka erosi. Litosol yang mempunyai solum dangkal dan biasanya berasosiasi dengan regosol, mediteran, dan grumusol dapat dikategorikan sebagai jenis tanah yang telah tererosi. Tanah aluvial berada di bagian lembah dan tidak terancam erosi. Tanah Planosol pada dataran rendah yang berombak mempunyai kesuburan rendah dan berpeluang tererosi. Di antara jenis tanah tersebut hanya latosol yang tahan erosi. 

0 komentar:

Posting Komentar