Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Foto bareng setelah menanam padi pada kegiatan praktek Kaji Tindak mata kuliah Metode Penyuluhan II

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan Fieldtrip di desa Pujon sebelum melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Singosari, Malang, Jawa Timur

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan II di Kecamatan Singosari, Malang, Jawa Timur

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan Magang penyuluhan di desa Girimoyo, Singosari Malang Tahun 2013

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan PKL III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan PKL III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Dokumentasi Kegiatan di STPP Malang

Kegiatan PKL III di Desa Sutojayan Kec. Pakisaji, Malang Tahun 2015

Sabtu, 26 Maret 2016

Pembuatan "Kambewe" Makanan Khas Buton

Jagung merupakan salah satu makanan pokok di Kabupaten Buton. Terdapat beberapa olahan yang berbahan dasar jagung, yang sejak ratusan tahun lalu dibuat oleh orang-orang di daerah Kepulauan Buton. Salah satu olahan yang sering dibuat hingga saat ini adalah “Kambewe”. Makanan khas ini tidak dapat dijumpai setiap saat. Karena makanan ini hanya dapat dijumpai saat musim tanam jagung. Masakan ini 90% bahannya menggunakan jagung muda yang diolah bersama bahan makanan lainnya.

Pembuatan Kambewe tidak terlalu sulit. Alat-alat yang dibutuhkan antara lain :
  • Mesin penggiling/lesung.
  • Baskom
  • Panci
  • Cobek/batu ulek

Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu (bahan tambahan lain bisa menyesuaikan) :
  • Jagung muda
  • Garam
  • Bawang merah
  • Bawang putih
  • Kelapa parut

Langkah Kerja :
Langkah kerja dalam pembuatan “Kambewe” adalah sebagai berikut :
  1. Jagung muda dipotong secara melingkar pada bagian pangkal, untuk mengambil kulit jagung yang dipersiapkan sebagai pembungkus.

     
  2. Jagung muda yang sudah dikupas kemudian dipipil dan disimpan dalam sebuah wadah
  3. Jagung yang sudah dipipil selanjutnya dihaluskan menggunakan mesin giling atau lesung
  4. Bawang merah, bawang putih dan garam dihaluskan, kemudian dicampur dengan jagung yang sudah digiling. Diaduk hingga tercampur dengan merata dan menjadi sebuah adonan
  5. Parutan kelapa dicampurkan kedalam adonan, lalu diaduk hingga merata
  6. Adonan yang sudah siap kemudian dibungkus menggunakan kulit jagung. Bungkusan dirapikan dengan cara dilipat pada salah satu ujungnya. Sedangkan pada bagian yang lainnya dibiarkan tetap terbuka
  7. Adonan jagung yang sudah terbungkus selanjutnya dikukus dan dibiarkan selama kurang lebih 30 menit

Selasa, 30 Juni 2015

Panduan Budidaya Tanaman Buah Naga

Buah naga dikelompokan kedalam keluarga tanaman kaktus. Meskipun dikenal sebagai buah dari Asia, tanaman ini aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Pada tahun 1870, bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Karena rasanya manis, buah naga kemudian dikonsumsi secara meluas di Vietnam dan Cina.
Di Indonesia, buah naga mulai populer sejak tahun 2000. Tidak jelas benar siapa yang pertama kali mengembangkannya. Diperkirakan buah naga yang masuk ke negeri kita berasal dari Thailand dan dibudidayakan oleh para pehobi tanaman secara sporadis.
Budidaya buah naga sangat cocok dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720 mm per tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat celcius.

Memilih bibit buah naga

Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para penangkar berpengalaman.
Cara vegetatif relatif lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga:
  • Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini berguna agar hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.
  • Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
  • Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%, bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.
  • Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar.
  • Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.
  • Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
  • Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat media persemaian.
  • Siram bedengan atau polybag yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam media tanam sedalam 5 cm.
  • Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.
  • Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
  • Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.

Persiapan budidaya buah naga

Kebutuhan bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam. Kali ini alamtani membahas metode budidaya buah naga dengan tiang panjat tunggal. Dengan sistem ini dibutuhkan tiang panjat sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.

a. Pembuatan tiang panjat

Dalam budidaya buah naga tiang panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk budidaya buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu atau besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil.
Buatlah tiang panjat tersebut secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan buat saluran drainase sedalam 25 cm.

b. Pengolahan tanah

Setelah tiang panjat disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan kedalaman 25 cm. Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah lubang tanam tersebut.
Campurkan 10 kg pasir dengan tanah galian untuk menambah porositas tanah. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur pertanian sebanyak  300 gram, karena buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata.
Timbun kembali lubang tanam dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air hingga basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah ditimbun kembali tersinari matahari dan mengering.
Setelah 2-3 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan selama kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.

Penanaman bibit buah naga

Untuk satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.

Pemupukan dan perawatan

a. Pemupukan

Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.
Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk tambahan berupa pupuk organik cair, pupuk hayati atau hormon perangsang buah bisa diberikan untuk memaksimalkan hasil.

b. Penyiraman

Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih hemat air dan tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup besar.
Penyiraman dengan parit drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisi tanah.
Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.

c. Pemangkasan

Terdapat setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong saja.
Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.
Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah naga tumbuh tidak teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa membentuk tanaman dengan baik. Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun dan batang yang ada dibawah tajuk bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.

d. Penyiangan dan Pembubunan

Kebun tanaman buah naga harus terjaga kebersihannya. Semak belukar tidak boleh tumbuh karena akan mengganggu kesehatan tanaman. Selain itu, gulma ini juga akan mengakibatkan hara untuk tanaman berkurang. Penyiangan perlu dilakukan secara rutin, setidaknya sebulan sekali. Gulma/rumput yang sudah dipotong sebaiknya ditimbun disekitar tanaman dengan maksud agar tanah disekitar tanaman tetap lembab. Disamping itu, jika gulma/rumput tersebut sudah lapuk akan menjadi kompos yang berfungsi sebagai pupuk. Penggunaan herbisida juga dapat dilakukan untuk menekan pertumbuhan gulma.
Pemeliharaan lain yang harus dilakukan adalah pembumbunan, yaitu penambahan tanah pada akar. Pembumbunan dilakukan 2-3 bulan sekali, terutama pada musim hujan. Tanah yang terkikis menyebabkan akar terlihat. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan akar dan mengurangi kekokohan tanaman.



Pemanenan

Tanaman buah naga berumur panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15-20 tahun. Budidaya buah naga mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam. Produktivitas pada panen pertama biasanya tidak langsung optimal.
Satu tanaman biasanya menghasilkan 1 kg buah. Dalam satu tiang panjat terdapat 4 tanaman. Berarti  dengan jumlah tonggal 1600 dalam satu hektar akan dihasilkan sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha budidaya buah naga yang sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per hektar per tahun.
Ciri-ciri buah yang siap panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan pangkal buah menguncup atau berkeriput. Ukuran buah membulat dengan berat sekitar 400-600 gram.

Sumber : AlamTani

Senin, 18 Mei 2015

Kamus Ekonomi Lengkap

Tulisan ini saya persembahkan bagi teman-teman yang kebetulan sedang mencari-cari istilah-istilah dalam bidang ekonomi. Mungkin tidak semua istilah ekonomi yang bisa saya tuliskan, namun paling tidak ada beberapa istilah yang lazim kita jumpai jika kita sedang belajar tentang ekonomi. 
Seperti biasanya, seorang mahasiswa akan mendapatkan tugas dari setiap mata kuliah yang diberikan oleh Dosen. Kamus Ekonomi Lengkap ini sengaja saya susun dalam bentuk buku yang nantinya bisa saya manfaatkan kapan saja jika saya butuhkan. Kebetulan ini adalah salah satu tugas yang saya kerjakan yang merupakan tugas dari Dosen Mata Kuliah Pengembangan Permodalan pada semester VI ini. Dokumen lengkapnya silahkan klik pada link yang saya sediakan diakhir halaman ini yang juga sudah saya upload di SlideShare. Selamat membaca semoga bermanfaat.

Kamus Ekonomi – Arti Kata Definisi Istilah Dalam Ekonomi


A
Arti Kata istilah dalam Ekonomi
A Month Order (Amanat Sebulan)
Amanat beli dan atau amanat jual atau beli yang hanya berlaku sampai hari bursa yang terakhir di dalam bulan amanat diberikan
A Week Order (Amanat Mingguan)
Amanat beli dan atau amanat jual yang hanya berlaku dalam satu minggu (sampai hari jumat di dalam pekan amanat diberikan)
Absolute Priority Rule (Peraturan Prioritas Mutlak)
Peraturan tentang prioritas mutlak, bahwa si pemebri pinjaman harus didahulukan daripada yang lain atas segala tagihan hak milik. Peraturan tersebut memungkinkan perundingan jadwal pembayaran, menyusun kembali utang, dan tetap mengakui pinjaman kepada peminjam
Acceleration principle (prinsip akselerasi atau percepatan)
Teori pembelanjaan investasi yang beranggapan bahwa tingkat investasi ditentukan oleh tingkat kenaikan GNP
Account
Bentuk simpanan dana kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cheque/giral atau surat perintah bayar lainnya.
Accountancy (Akuntansi)
Profesi yang menggunakan teori tertentu, asumi mengenai cara bertindak, peraturan cara mengukur dan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi yang berguna tentang kegiatan dan tujuan yang menyangkut keuanga suatu organisasi. Akuntansi dibedakan antara Akuntansi untuk Perusahaan, Akuntansi untuk Pemerintah dan Akuntansi Makro atau Akuntansi Sosial
Accountant (Akuntan)
Seseorang yang mempunyai keahlian di dalam bidang akuntansi. Perannya dibedakan antara Akuntan Intern yang bekerja pada suatu perusahaan, Akuntan Pemerintah yang bekerja pada negara dan Akuntan Publik yang memberikan jasa profesinya kepada masyarakat. Akuntan Negara dan Akuntan Publik baru bias menajalankan profesinya setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan
Accounting
Suatu kegiatan jasa yang berfungsi untung menyajikan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan.
Accrued Interest (Bunga yang Tumbuh)
Bunga yang dihimpun sejak pembayaran yang terakhir sampai penjualan suatu obligasi atau suatu penghasilan tetap suatu surat berharga. Pada saat pembelian, si pembeli membayar si penjual harga obligasi ditambah bunga yang tumbuh, yang dihitung berdasarkan perkalian tarif kupon bunga dikalikan dengan jumlah hari yang telah berlaku sejak pembayaran terakhir. Bunga yang tumbuh juga digunakan di dalam kerjasama terbatas usaha pertanahan dan bangunan bila si penjual bangunan mengambil sejumlah uang sekaligus tatkala menjual dan memberikan obligasi hipotik kedua kepada pemegang berikutnya. Jika pendapatan sewa dari bangunan tersebut tidak dapat menutup pembayaran bunga obligasi hipotik, sipenjual setuju memberikan bunganya tumbuh sampai bangunan tersebut terjual kepada seseorang. Amerika Serikat membatasi perjanjian bunga yang tumbuh dengan menggunakan Undang-undang pajak tahun 1984
Accumulation (Akumulasi Penghimpun Sejumlah Dana)
Keuangan Perusahaan : laba yang tidak dibagikan kepada para Pemegang saham, juga biasa disebut sebagai laba ditahan. Penanaman Modal : pembelian sejumlah besar saham secara terkendali untuk menghindari penaikkan harga. Dana bersama : penanaman modal dalam jumlah yang tetap secara teratur untuk ditanamkan kembali agar memperoleh dividen dan atau keuntungan dari selisih harga jual surat berharga
Acquisition
Akuisisi Istilah turunan dari pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya
Actual Total Loss
Obyek pertanggungan yang benar-benar hilang atau punah, sehingga tidak terlihat lagi.
Adjustable peg (patok yg dapat diatur)
Suatu system kurs yg tukar menukar dimana Negara menetapkan suatu kurs yg tetap atau antar mata uang mereka.
Adjusted Net Working Capital (Modal Kerja Bersih Disesuaikan)
Jumlah kas dan Bank, Aktiva lain-lain setara dengan kas, piutang kecuali piutang kepada komisaris, direktur, pegawai atau pihak terafiliasi, dan efek-efek yang dinilai atas dasar nilai pasar yang wajar dikurangi dengan jumlah hutang.
Administered Inflation
Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori kelompok barang-barang yang dikendalikan oleh Pemerintah (seperti BBM, beras, gula dll)
Afiliasi
Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari pihak tersebut
Agen
Perorangan atau badan usaha yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama pihak yang menunjuknya untuk melakukan pembelian, penjualan/pemasaran tanpa melakukan pemindahan atas fisik barang; Sebutan bagi seseorang atau badan usaha yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan asuransi

Selengkapnya silahkan Download DISINI

Selasa, 12 Mei 2015

Jenis dan Tahapan Evaluasi Penyuluhan



RESUME
JENIS DAN PROSES EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN
Oleh Muliadin / Nirm. 07.1.2.12.1426
Mahasiswa Semester VI Jurusan Penyuluhan Pertanian
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang


A.    LATAR BELAKANG
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, namun sering dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan pertanian. Sebenarnya evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan  kinerja penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang Penyuluh Pertanian Ahli untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dengan benar harus merencanakan/menyusun instrumen dan melaksanakannya dengan metoda ilmiah, untuk itu, maka tahapan-tahapan yang dilakukan harus jelas, sistematis dan mengikuti kaidah berfikir ilmiah.
Derajat jenjang keilmiahan/kebenaran dari evaluasi dimulai dari evaluasi sehari-hari, mawas diri, mengevaluasi sendiri, kajian khusus dan penelitian ilmiah, sedangkan pendekatan yang dapat dilakukan dalam evaluasi adalah pendekatan informasi kunci, pendekatan forum masyarakat, pendekatan indikator dan pendekatan survei/sensus.
          Manfaat  dari hasil evaluasi penyuluhan antara lain: menentukan tingkat perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan untuk penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Pelaporan hasil kegiatan penyuluhan pertanian sangat penting sebagai penyampaian informasi, sebagai bahan pengambilan keputusan/kebijakan oleh pimpinan/penanggung jawab kegiatan, pertanggungjawaban, pengawasan danperbaikan perencanaan berikutnya.


B.    JENIS-JENIS EVALUASI
Jenis-jenis evaluasi antara lain:
1)     Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusun pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian dapat diketahui : sejauh mana perubahan perilaku petani, hambatan yang dihadapi petani, efektivitas program penyuluhan pertanian serta seberapa jauh pemahaman masalah dan penyempurnaan kegiatan.
Dalam evaluasi dikenal beberapa klasifikasi evaluasi  seperti : Evaluasi Formatif dan sumatif, Evaluasi Formal dan Informal, Evaluasi Internal dan Eksternal, Evaluasi Proses dan Produk (out put), Evaluasi Deskriptif dan Inferensial, Evaluasi Holistik (misal CIPP) dan Analitik, Evaluasi on going, terminal dan ex post evaluation, Evaluasi Teknis dan Ekonomis, Evaluasi Program, Monitoring dan Evaluasi Dampak.
2)    Evaluasi Program Penyuluhan
Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri dengan evaluasi dan dimulai dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat kembali apakah suatu program atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang diharapkan. Dari kegiatan evaluasi tersebut akan diketahui hal-hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi itu kemudian diambil keputusan, apakah suatu program akan diteruskan, atau direvisi, atau bahkan diganti sama sekali. Hal ini didasarkan pada pengertian evaluasi, yaitu suatu proses pengumpulan informasi melalui pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tertentu untuk mengambil suatu keputusan. Jadi, pada dasarnya evaluasi adalah suatu kegiatan yang menguji atau menilai pelaksanaan suatu program.
Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya. Dengan melalui evaluasi suatu program  dapat dilakukan secara sistematis, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat. Dengan metode tertentu akan diperoleh data yang handal, dapat dipercaya  sehingga penentuan kebijakan akan tepat, dengan catatan apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut benar, akurat dan lengkap.
Adapun program itu sendiri diartikan segala sesuatu yang dilakukan dengan harapan akan mendapatkan hasil atau pengaruh. Jadi evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Untuk melihat tercapai atau tidaknya suatu program yang sudah berjalan diperlukan kegiatan evaluasi.
3)   Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah  perubahan perilaku petani (kognitif, afektif, dan psikomotor).
a
Kognitif
:
Kemampuan mengembangkan intelegensia (pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis)
b
Afektif
:
Sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan menghayati
c
Psikomotor
:
Gerak motor : kekuatan, kecepatan, kecermatan, ketepatan, ketahanan dan keharmonisan
Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan keluarganya.
4)    Evaluasi Metode
Evaluasi metode yaitu evaluasi semua kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan penyuluh pertanian dalam rangka mencapai perubahan perilaku sasaran.
5)    Evaluasi Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana adalah pendukung penyuluhan pertanian, sangat penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian, efektifitas penyuluhan pertanian sebagian tergantung pada alat bantu penyuluh, perlengkapan, peralatan, bahan-bahan sarana prasarana yang digunakan. Evaluasi sarana-prasarana pada dasarnya mengevaluasi  kesiapan perangkat sarana-prasarana yang menunjang kegiatan penyuluhan.
6)    Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Dampak Penyuluhan
Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian dapat merupakan kombinasi dari beberapa macam/cara evaluasi, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih akurat, dan lebih sahih  dari pada evaluasi dengan menggunakan cara tunggal.
Evaluasi Pelaksanaan kegiatan  Penyuluhan Pertanian merupakan proses yang sistematis, sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan analisis informasi secara sistematik mengenai  perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk menilai relevansi, efektifitas/efisiensi pencapaian / hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnya digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pada perencanaan dan pengembangan kegiatan selanjutnya. 
Evaluasi pelaksanaan atau evaluasi proses (on going evaluation) ini dilaksanakan pada saat kegiatan sedang dilaksanakan. Fokus utama evaluasi ini menyangkut proses pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan:
·      Tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
·      Kemungkinan keberhasilan kegiatan sebagaimana yang direncanakan
·      Sejauhmana hasil yang diperoleh dapat memberi sumbangan kepada tujuan pembangunan
·      Tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
·      Tindakan-tindakanlain yang diperlukan sebagai pelengkap kegiatan yang telah direncanakan.
Hasil dari evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan biasanya digunakan untuk membantu pengambilan keputusan/penentu kebijakan dalam mengatasi permasalahan, dan tindakan penyesuaian/perbaikan atas pelaksanaan kegiatan.

C.   TAHAPAN  EVALUASI
Langkah-langkah evaluasi penyuluhan yaitu menetapkan obyek, menetapkan data atau informasi yang akan dikumpulkan, cara pengumpulannya, alat/instrumen  yang digunakan, cara mengolah data/informasi serta melaporkan hasil-hasilnya. 
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan sebagai berikut:
1)     Memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi.
Unsur-unsurnya dalam tujuan penyuluhan antara lain:
a.  sasaran (S)
b.  perubahan perilaku yang dikehendaki (P)
c.  materi (M)
d.  kondisi/situasi (K)
2)    Menetapkan indikator-indikator, untuk mengukur kemajuan-kamajuan yang dicapai.
Indikator-indikatornya meliputi:
a.  indikator perubahan kognitif
1)  penguasaan pengetahuan (knowledge)
2)  Penguasaan pengertian (comprehension)
3)  kamampuan menerapkan (application)
4)  kamampuan analisis (analisis)
5)  Kemampuan sintesis (synthesis)
b.  Indikator perubahan kemampuan afektif
1)  menyadari atau mau memilih
2)  tanggap atau mau
3)  yakin atau mau mengikuti
4)  menghayati atau selalu menerapkan
5)  menghayati atau selalu menerapkan.
c.  Indikator perubahan psikomotor
1) kecepatan      2) kekuatan            3) Ketahanan
4) kecermatan    5) ketepatan           6) ketelitian
7) kerapihan       8) keseimbangan   9) keharmonisan

3)    Mambuat alat pengukur untuk mengumpulkan data
Contoh: Tujuan Penyuluhan pertanian: “Petani dapat melakukan pemupukan padisawahnya sesuai rekomendasi”
a.    indikator: kecepatan dan ketepatan
b.    standar: kecepatan 5 jam/ha dan ketepatan 100 kg/ha
c.    kriteria:  trampil 5 jam/ha, pupuk 100 kg/ha;  ketrampilan sedang > 5 kg/ha, pupuk 100 kg/ha atau 5 jam/ha, pupuk +  100 kg/ha; tidak trampil > 5 jam/ha, pupuk < 100 kg/ha
Alat pengukur yangdapat dipakai untuk mengukur data :
-      pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengetahuan (dayamengingat)
-      pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengertian
-      pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah
-      rating scale untuk mengukur ketrampilan atau kegiatan-kegiatan praktek
-      skala sikap
-      skala minat.
Membuat alat pengukur/instrumen evaluasi harus memenuhi persyaratan alat ukur
1.    Kesahihan (validity)
Sahih, bila alat ukur yang digunakan sesuai dengan obyek yang hendak diukur
a.    alat ukur perubahan perilaku sikap, pengetahuan dan ketrampilan
b.    alat ukur harus sahih untuk mengukur ’subyek materi” yang disuluhkan.
2.    Keterandalan (reliability)
Kemampuan alat ukur, dapat digunakan orang lain dan memperoleh hasil yang sama dalam situasi dan kondisiapapun.
3.    Obyektivitas
Alat ukur harus obyektif kongkrit, jelas, hanya memiliki satu interpretasi untuk menganalisis.
4.    Praktis (practicability)
Mudah digunakan efektif untuk bahan pengukuran dan bersifat efektif untuk menganalisis.
5.    Sederhana (simple)
Tidak terlalu rumit/kompleks sehingga mudah di mengerti.
Alat pengukur evaluasi penyuluhan pertanian dapat berupa:
a.    Pertanyaan untuk mengukur pengetahuan
Pertanyaan untuk mengukur tahu atau tidak tahu dan mengetahui atau tidak mengetahui dengan seperangkat pertanyaan yang cukup pendek,
b.    Pertanyaan untuk mengukur pengertian
Pengertian lebih luas atau mendalam dari pengetahuan, pengertian mengacu pada kemampuan intelektualitas seseorang.
c.    Pertanyaan untuk mengukur kemampuan untuk memecahkan masalah
Pertanyaan untuk mengukur kemampuan lebih mendalam dibanding pengertian atau pengetahuan penerapan prinsip-prinsip yang telah dikuasai, dapat menggunakan pengertian-pengertian sendiri.
d.    Skala nilai atau ratingscale untuk mengukur keterampilan, dimensi keterampilan: kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan dan keharmonisan.
Jadi untuk mengukur skala nilai atau rating scale untuk mengukur ketrampilan harus melakukan kegiatan sebagai berikut:
   menentukan dimensi dari ketrampilan yang akan diukur, terdiri dari 1 dimensi atau lebih
-    menetapkan standar dari tiap dimensi yang telah ditentukan
-    membuat kriteriadari tiap dimensi yang telah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
e.    Skala sikap
Sikap (attitude) adalah kecenderungan untuk berbuat jika sudah berbuat menjadi perilaku (Behavior),  merupakan manifestasi dari perilaku.  Evaluasi terhadap sikap petani apakah menerima inovasi atau menolaknya ini berhubungan dengan strategi penyuluhan pertanian.
Alat ukur untuk mengukur sikap antara lain:
1.      Skala likert :
Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang, tentang inovasi pertanian yang direkomendasikan. Inovasi pertanian yang akan dievaluasi dijabarkan menjadi unsur-unsur. Komponen-komponen yang dapat diukur, dan dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen. Instrumen berupa butir-butir pertanyaan yang akan dijawab oleh responden


Jawaban responden merupakan gradasi yang bergerak sangat positif sampai sangat negatif dapat berupa kata-kata seperti :
a. sangat setuju, b. Setuju, c.  ragu-ragu, d. tidak setuju, e. sangat tidak setuju;
Besarnya skor tergantung pernyataan atau pertanyaan apakah mendukung (favorable) atau  tidak mendukung (un favorable)
2.      Skala Gutman
Skala Gutman kelebihannya didapatkan jawaban responden secara tegas yaitu dapat berupa: ya atau tidak; benar atau salah, dsb

3.      Semantik Differential
Skala tersusun dalam garis kontinum, dengan jawaban positif di sebalah kiri dan negatif di sebelah kanan,
-     Skala  semantik defferential, untuk mengukur sikap atau karakter tertentu yang dimiliki seseorang terhadap obyek tertentu
-     Responden dapat memberikan jawaban pada rentang positif atau negatif tergantung persepsi mereka terhadap hal yang dinilai.
4.    Skala Nilai/Rating scale
Data diperoleh kuatitatif,  responden langsung menjawab/memilih satu angka dari alternatif yang ada.
f).    Skala Minat
Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk menyukai sesuatu hal, dibandingkan dengan hal yang lain, misalnya: petani lebih berminat menanam padi IR 64 dibanding IR 36.
Minat dapat diukur, karena minat dapat diekspresikan/dimanifestasikan, petani berminat menanam padi IR 64 , maka ia akan berusaha aktif mencari benih tersebut.
Skala minat dapat berupa:
1.    Cheek list, yaitu dengan cara meminta mereka memilih hal/kegiatan yang mereka sukai
2.    Rangking/peringkat, yaitu meminta mereka menyusun rangking tentang kegiatan yang akan dievaluasi dari yang paling disukai sampai yang paling tidak disukai.
g).   Free Response Tecnique (FRT)
FRT yaitu alat ukur untuk mendapatkan pendapat petani  (jawaban uraian/essay). FRT ini paling mudah dibuat, tapi paling sulit dibuattabulasi.
h).   Tingkat Adopsi
Adopsi merupakan tingkat kemampuan ahli , dan ini yang kita tuntut/target kita dalam penyuluhan pertanian, dan ini yang membedakan dengan yang bukan penyuluhan. Penyuluhan sasarannya sampai pada mengadopsi, yaitu menerapkan inovasi yang disuluhkan, artinya petani secara tetap melaksanakan /mempratekkan inovasi yang disuluhkan terseburt.

4)    Menarik sampel (sampling) dan melakukan pengumpulan data
Ada beberapa macam cara menarik sampel, tergantung tujuan dan keadaan populasinya, tetapi yang perlu diperhatikan sample hendaknya benar-benar menggambarkan /mewakili populasi yang dievaluasi.
Sampel dalam evaluasi penyuluhan pertanian mengacu pada keterwakilan dari petani/kelompoktani yang merupakan sasaran penyuluhan. Tidak dapat dipastikan berapa jumlah sampelnya secara tepat, tetapi prinsipnya sampel tersebut mewakili populasi (reprensentatif) petani/kelompok tani yang menerima penyuluhan.
 
5)    Melakukan analisis dan interpretasi data
Proses ini merupakan langkah akhir dalam evaluasi, cengan cara :
a.    lakukan cleaning data dengan cara editing di lapangan, hapuskan data yang “nyleneh” (out lier)
b.    lakukan coding, pemberian kode untuk memudahkan pada saat memasukan data
c.    lakukan tabulasi (tally,sheet, tabulasi sheet).
Analisis/interpretasi data dapat dilakukan dengan cara :
1.    presentase
2.    deskriptif (mean, modus, median, rerata, Standart Deviasi)
3.    statistik inferensial
Analisa data ini tergantung tujuan evaluasi dan kesimpulan yang akan diambil  serta pertimbangan-pertimbangan yang akan dihasilkan. Dalam melakukan pengolahan data dapat memanfaatkan alat komputasi seperti Program Excel, Program SPSS, atau dihitung secara manual dengan kalkulator.
Dalam interprestasi hasil evaluasi yang perlu dipahami adalah mengapa tujuan penyuluhan tidak tercapai, tidak sesuai target, faktor-faktor-faktor apa saja yang menghambat dan apa yang memperlancar, serta bagaimana solusinya/saran perbaikannya pada waktu yang akan datang. Hasil evaluasi ini bermanfaat untuk perbaikan program yang akan datang datang dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pembuat kebijakan dibidang penyuluhan/pembangunan pertanian.

Jika susah untuk COPAS tulisan diatas, silahkan download DISINI 

Sumber : 5infopetani