A. Pengertian Pola Tanam
Pola tanam
adalah pergiliran tanam setahun dengan tanaman sejenis atau tanaman lain pada
agroekosistem tertentu yang disesuaikan dengan potensi komoditas, kondisi
lingkungan dan sumberdaya tersedia.
B. Tujuan Penerapan
Pola Tanam.
Adapun tujuan penerapan pengaturan pola tanam adalah
sebagai berikut :
1. Memaksimalkan pemanfaatan lahan,
Umumnya tanaman padi dan palawija berumur pendek yaitu
berkisar 80-125 hari sehingga dalam kurun waktu satu tahun, lahan dapat
ditanami lebih dari sekali. Bila kondisi memungkinkan yakni irigasi cukup sisa
waktu yang cukup panjang sebaiknya dimanfaatkan untuk tanaman potensial. Tanaman
yang dianjurkan setelah padi adalah palawija berupa kacang-kacangan karena
tanaman ini dapat meningkatkan kesuburan tanah untuk tanaman berikutnya.
2. Memutus
siklus hama dan penyakit,
Dalam penerapan pola tanam dianjurkan untuk melakukan
pergiliran tanaman dengan tanaman tidak sejenis, strategi ini sangat penting
untuk memutus siklus kehidupan hama penyakit. Penanaman tanaman sejenis secara
berturut-turut sepanjang tahun berarti menyediakan media dan makanan untuk
berkembangnya hama penyakit. Bila kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu
panjang dapat menyebabkan suatau wilayah menjadi lingkungan endemis
hama/penyakit.
3. Menciptakan
suasana lingkungan optimal untuk pertumbuahan tanaman,
Pola tanam dengan pergiliran tanaman padi dengan
tanaman palawija berarti menciptakan pergiliran suasana dari basah menjadi
kering. Kondisi kering menyebabkan meningkatnya suplai oksigen kedalam tanah
yang sangat penting untuk kehidupan mikroba aeroob yang berfungsi
mendekomposisi bahan organik. Kondisi kering bermanfaat untuk mengeliminasi
asam sulfida dan oksida besi yang dapat meracuni tanaman padi.
C. Pola tanam yang umum di sawah irigasi
Pola tanam yang umum dilakukan disawah irigasi :
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Padi-Padi-Palawija,
Pola tanam yang dianjurkan karena diharapkan dapat memutus
siklus hama penyakit dan menciptakan kondisi kering selama semusim untuk
memulihkan keseimbangan unsur hara dan menciptakan kesempatan untuk
berlangsungnya perombakan (dekomposisi) bahan organik oleh mikroba aerob.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Padi-Palawija-Bero,
Pola tanam yang meluas diterapkan di agroekosistem sawah
tadah hujan, pada pola tanam ini palawija hanya memanfaatkan air hujan
dipenghujung musim hujan. Kondisi bero selama semusim berpengaruh baik pada
pemulihan kesuburan dan memperbaiki kondisi fisik tanah.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Padi-Padi-Padi,
Pola tanam yang dominan diterapkan di sawah irigasi yang
ketersediaan airnya berlebih sepanjang tahun sehingga tidak sesuai untuk
tanaman non padi. Penerapan pola tanam ini harus diperkuat dengan
antisipasi terhadap serangan OPT dengan
pemantauan intensif. Bila terjadi penyimpangan iklim khususnya Lanina
penanaman padi tiga kali berturut-turut tidak dianjurkan karena hujan yang
terus menerus akan meningkatkan populasi hama tertentu dan memperluas sebaran
penyakit yang disebabkan jamur.
0 komentar:
Posting Komentar