RESUME
JENIS DAN PROSES EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN
Oleh Muliadin / Nirm. 07.1.2.12.1426
Mahasiswa Semester VI Jurusan
Penyuluhan Pertanian
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
Malang
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi merupakan suatu kegiatan
yang penting, namun sering dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena
dianggap mencari kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan
penyuluhan pertanian. Sebenarnya evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya
sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/kegiatan penyuluhan
pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk
memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja penyuluhan, mempertanggungjawabkan
kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang Penyuluh Pertanian Ahli untuk dapat melakukan kegiatan tersebut
dengan benar harus merencanakan/menyusun instrumen dan melaksanakannya dengan
metoda ilmiah, untuk itu, maka tahapan-tahapan yang dilakukan harus jelas,
sistematis dan mengikuti kaidah berfikir ilmiah.
Derajat jenjang keilmiahan/kebenaran dari evaluasi dimulai dari evaluasi
sehari-hari, mawas diri, mengevaluasi sendiri, kajian khusus dan penelitian
ilmiah, sedangkan pendekatan yang dapat dilakukan dalam evaluasi adalah
pendekatan informasi kunci, pendekatan forum masyarakat,
pendekatan indikator dan pendekatan survei/sensus.
Manfaat dari hasil evaluasi penyuluhan antara lain:
menentukan tingkat perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program,
sarana, prosedur, pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan
untuk penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Pelaporan hasil kegiatan
penyuluhan pertanian sangat penting sebagai penyampaian
informasi, sebagai bahan pengambilan keputusan/kebijakan oleh pimpinan/penanggung
jawab kegiatan, pertanggungjawaban, pengawasan danperbaikan perencanaan
berikutnya.
B. JENIS-JENIS EVALUASI
Jenis-jenis evaluasi
antara lain:
1) Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusun pertimbangan-pertimbangan.
Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian dapat diketahui : sejauh mana
perubahan perilaku petani, hambatan yang dihadapi petani, efektivitas program
penyuluhan pertanian serta seberapa jauh pemahaman masalah dan penyempurnaan
kegiatan.
Dalam evaluasi dikenal beberapa klasifikasi evaluasi seperti :
Evaluasi Formatif dan sumatif, Evaluasi Formal dan Informal, Evaluasi Internal dan Eksternal,
Evaluasi Proses dan Produk (out put), Evaluasi Deskriptif dan Inferensial,
Evaluasi Holistik (misal CIPP) dan Analitik, Evaluasi on going, terminal dan ex
post evaluation, Evaluasi Teknis dan Ekonomis, Evaluasi Program, Monitoring dan Evaluasi Dampak.
2) Evaluasi Program Penyuluhan
Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya
diakhiri dengan evaluasi dan dimulai dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya.
Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat kembali apakah suatu program
atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan
yang diharapkan. Dari kegiatan evaluasi tersebut akan diketahui hal-hal yang
telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi itu kemudian diambil keputusan, apakah
suatu program akan diteruskan, atau direvisi, atau bahkan diganti sama sekali.
Hal ini didasarkan pada pengertian evaluasi, yaitu suatu proses pengumpulan
informasi melalui pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tertentu untuk
mengambil suatu keputusan. Jadi, pada dasarnya evaluasi adalah suatu kegiatan
yang menguji atau menilai pelaksanaan suatu program.
Evaluasi program biasanya dilakukan
untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka menentukan kebijakan
selanjutnya. Dengan melalui evaluasi suatu program dapat dilakukan secara sistematis, rinci dan
menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat. Dengan metode tertentu
akan diperoleh data yang handal, dapat dipercaya sehingga penentuan kebijakan akan tepat,
dengan catatan apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut
benar, akurat dan lengkap.
Adapun program itu sendiri diartikan segala sesuatu yang
dilakukan dengan harapan akan mendapatkan hasil atau pengaruh. Jadi evaluasi
program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan program. Untuk melihat tercapai atau tidaknya
suatu program yang sudah berjalan diperlukan kegiatan evaluasi.
3) Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani (kognitif, afektif,
dan psikomotor).
a
|
Kognitif
|
:
|
Kemampuan mengembangkan intelegensia (pengetahuan, pengertian,
penerapan, analisis, sintesis)
|
b
|
Afektif
|
:
|
Sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan menghayati
|
c
|
Psikomotor
|
:
|
Gerak motor : kekuatan, kecepatan, kecermatan, ketepatan, ketahanan dan
keharmonisan
|
Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi
sampai seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku
petani dan keluarganya.
4) Evaluasi Metode
Evaluasi metode yaitu evaluasi semua kegiatan
penyuluhan pertanian yang dilakukan penyuluh pertanian dalam rangka mencapai
perubahan perilaku sasaran.
5) Evaluasi Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana adalah pendukung penyuluhan
pertanian, sangat penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian, efektifitas
penyuluhan pertanian sebagian tergantung pada alat bantu penyuluh, perlengkapan,
peralatan, bahan-bahan sarana prasarana yang digunakan. Evaluasi
sarana-prasarana pada dasarnya mengevaluasi
kesiapan perangkat sarana-prasarana yang menunjang kegiatan penyuluhan.
6) Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi
Dampak Penyuluhan
Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan
pertanian dapat merupakan kombinasi dari beberapa macam/cara evaluasi, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih akurat, dan lebih
sahih dari pada evaluasi dengan
menggunakan cara tunggal.
Evaluasi Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pertanian merupakan proses yang sistematis,
sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan
dan analisis informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil
dan dampak kegiatan penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk
menilai relevansi, efektifitas/efisiensi pencapaian / hasil suatu kegiatan,
untuk selanjutnya digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan
pada perencanaan dan pengembangan kegiatan selanjutnya.
Evaluasi pelaksanaan atau evaluasi proses
(on going evaluation) ini dilaksanakan pada saat kegiatan sedang dilaksanakan.
Fokus utama evaluasi ini menyangkut proses pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan:
·
Tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
·
Kemungkinan keberhasilan kegiatan sebagaimana yang direncanakan
·
Sejauhmana hasil yang diperoleh dapat memberi sumbangan kepada tujuan
pembangunan
·
Tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan
·
Tindakan-tindakanlain yang diperlukan sebagai pelengkap kegiatan yang
telah direncanakan.
Hasil dari evaluasi pelaksanaan kegiatan
penyuluhan biasanya digunakan untuk membantu pengambilan keputusan/penentu kebijakan
dalam mengatasi permasalahan, dan tindakan penyesuaian/perbaikan atas pelaksanaan
kegiatan.
C.
TAHAPAN EVALUASI
Langkah-langkah evaluasi penyuluhan yaitu menetapkan obyek, menetapkan
data atau informasi yang akan dikumpulkan, cara pengumpulannya,
alat/instrumen yang digunakan, cara
mengolah data/informasi serta melaporkan hasil-hasilnya.
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan sebagai berikut:
1) Memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi.
Unsur-unsurnya dalam tujuan penyuluhan antara lain:
a. sasaran (S)
b. perubahan perilaku yang dikehendaki (P)
c. materi (M)
d. kondisi/situasi (K)
2) Menetapkan indikator-indikator, untuk mengukur kemajuan-kamajuan
yang dicapai.
Indikator-indikatornya meliputi:
a. indikator perubahan kognitif
1) penguasaan pengetahuan (knowledge)
2) Penguasaan pengertian (comprehension)
3) kamampuan menerapkan (application)
4) kamampuan analisis (analisis)
5) Kemampuan sintesis (synthesis)
b. Indikator perubahan kemampuan afektif
1) menyadari atau mau memilih
2) tanggap atau mau
3) yakin atau mau mengikuti
4) menghayati atau selalu menerapkan
5) menghayati atau selalu menerapkan.
c. Indikator perubahan psikomotor
1) kecepatan 2) kekuatan 3) Ketahanan
4) kecermatan 5) ketepatan 6) ketelitian
7) kerapihan 8) keseimbangan 9) keharmonisan
3) Mambuat alat pengukur untuk mengumpulkan data
Contoh: Tujuan Penyuluhan pertanian: “Petani
dapat melakukan pemupukan padisawahnya sesuai rekomendasi”
a. indikator: kecepatan dan ketepatan
b. standar: kecepatan 5 jam/ha dan ketepatan 100 kg/ha
c. kriteria: trampil 5 jam/ha, pupuk
100 kg/ha; ketrampilan sedang > 5
kg/ha, pupuk 100 kg/ha atau 5 jam/ha, pupuk + 100 kg/ha; tidak trampil > 5 jam/ha, pupuk
< 100 kg/ha
Alat pengukur yangdapat dipakai untuk mengukur data :
- pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengetahuan (dayamengingat)
- pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur
pengertian
- pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah
- rating scale untuk mengukur ketrampilan atau kegiatan-kegiatan praktek
- skala sikap
- skala minat.
Membuat alat
pengukur/instrumen evaluasi harus memenuhi persyaratan alat ukur
1. Kesahihan (validity)
Sahih, bila alat ukur yang digunakan
sesuai dengan obyek yang hendak diukur
a. alat ukur perubahan perilaku sikap,
pengetahuan dan ketrampilan
b. alat ukur harus sahih
untuk mengukur ’subyek materi” yang disuluhkan.
2. Keterandalan (reliability)
Kemampuan alat ukur, dapat digunakan
orang lain dan memperoleh hasil yang sama dalam situasi dan kondisiapapun.
3. Obyektivitas
Alat ukur harus
obyektif kongkrit, jelas, hanya memiliki satu interpretasi untuk menganalisis.
4. Praktis (practicability)
Mudah digunakan efektif untuk bahan
pengukuran dan bersifat efektif untuk menganalisis.
5. Sederhana (simple)
Tidak terlalu rumit/kompleks sehingga mudah di mengerti.
Alat pengukur
evaluasi penyuluhan pertanian dapat berupa:
a. Pertanyaan untuk
mengukur pengetahuan
Pertanyaan untuk mengukur tahu atau tidak
tahu dan mengetahui atau tidak mengetahui dengan seperangkat pertanyaan yang
cukup pendek,
b. Pertanyaan untuk mengukur pengertian
Pengertian lebih luas atau mendalam dari
pengetahuan, pengertian mengacu pada kemampuan intelektualitas seseorang.
c. Pertanyaan untuk mengukur kemampuan untuk
memecahkan masalah
Pertanyaan untuk mengukur kemampuan lebih
mendalam dibanding pengertian atau pengetahuan penerapan prinsip-prinsip yang
telah dikuasai, dapat menggunakan pengertian-pengertian sendiri.
d. Skala nilai atau ratingscale untuk mengukur keterampilan, dimensi keterampilan:
kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan dan keharmonisan.
Jadi untuk mengukur skala nilai atau rating
scale untuk mengukur ketrampilan harus melakukan kegiatan sebagai berikut:
- menentukan dimensi
dari ketrampilan yang akan diukur, terdiri dari 1 dimensi atau lebih
- menetapkan standar dari tiap dimensi
yang telah ditentukan
- membuat kriteriadari tiap dimensi yang telah ditentukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan.
e. Skala sikap
Sikap (attitude) adalah kecenderungan
untuk berbuat jika sudah berbuat menjadi perilaku (Behavior), merupakan manifestasi dari perilaku. Evaluasi terhadap sikap petani apakah
menerima inovasi atau menolaknya ini berhubungan dengan strategi penyuluhan
pertanian.
Alat ukur untuk mengukur sikap antara lain:
1.
Skala likert :
Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang atau sekelompok orang, tentang inovasi pertanian yang direkomendasikan.
Inovasi pertanian yang akan dievaluasi dijabarkan menjadi unsur-unsur. Komponen-komponen
yang dapat diukur, dan dijadikan titik tolak untuk menyusun instrumen. Instrumen
berupa butir-butir pertanyaan yang akan dijawab oleh responden
Jawaban responden merupakan gradasi yang bergerak sangat
positif sampai sangat negatif dapat berupa kata-kata seperti :
a. sangat setuju, b. Setuju, c. ragu-ragu, d. tidak setuju, e. sangat tidak setuju;
Besarnya skor tergantung pernyataan atau
pertanyaan apakah mendukung (favorable)
atau tidak mendukung (un favorable)
2.
Skala Gutman
Skala Gutman kelebihannya didapatkan jawaban responden secara tegas yaitu dapat
berupa: ya atau tidak; benar atau salah, dsb
3.
Semantik Differential
Skala tersusun dalam garis kontinum, dengan
jawaban positif di sebalah kiri dan negatif di sebelah kanan,
- Skala semantik defferential, untuk mengukur sikap atau
karakter tertentu yang dimiliki seseorang terhadap obyek tertentu
- Responden
dapat memberikan jawaban pada rentang positif atau negatif tergantung persepsi
mereka terhadap hal yang dinilai.
4. Skala
Nilai/Rating scale
Data diperoleh kuatitatif, responden langsung menjawab/memilih satu
angka dari alternatif yang ada.
f). Skala Minat
Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk
menyukai sesuatu hal, dibandingkan dengan hal yang lain, misalnya: petani lebih
berminat menanam padi IR 64 dibanding IR 36.
Minat dapat diukur, karena
minat dapat diekspresikan/dimanifestasikan, petani berminat menanam padi IR 64
, maka ia akan berusaha aktif mencari benih tersebut.
Skala minat dapat berupa:
1. Cheek list, yaitu
dengan cara meminta mereka memilih hal/kegiatan yang mereka sukai
2. Rangking/peringkat, yaitu meminta mereka menyusun rangking tentang
kegiatan yang akan dievaluasi dari yang paling disukai sampai yang paling tidak
disukai.
g). Free Response Tecnique (FRT)
FRT yaitu alat ukur untuk mendapatkan pendapat
petani (jawaban uraian/essay). FRT ini paling mudah dibuat, tapi paling
sulit dibuattabulasi.
h). Tingkat Adopsi
Adopsi merupakan tingkat
kemampuan ahli , dan ini yang kita tuntut/target kita dalam penyuluhan pertanian,
dan ini yang membedakan dengan yang bukan penyuluhan. Penyuluhan sasarannya
sampai pada mengadopsi, yaitu menerapkan inovasi yang disuluhkan, artinya
petani secara tetap melaksanakan /mempratekkan inovasi yang disuluhkan terseburt.
4) Menarik sampel (sampling)
dan melakukan pengumpulan data
Ada beberapa macam cara menarik sampel,
tergantung tujuan dan keadaan populasinya, tetapi yang perlu diperhatikan
sample hendaknya benar-benar menggambarkan /mewakili populasi yang dievaluasi.
Sampel dalam evaluasi penyuluhan pertanian mengacu pada keterwakilan dari
petani/kelompoktani yang merupakan sasaran penyuluhan. Tidak dapat dipastikan
berapa jumlah sampelnya secara tepat, tetapi prinsipnya sampel tersebut
mewakili populasi (reprensentatif)
petani/kelompok tani yang menerima penyuluhan.
5) Melakukan analisis
dan interpretasi data
Proses ini merupakan langkah
akhir dalam evaluasi, cengan cara :
a. lakukan cleaning data dengan cara editing di lapangan, hapuskan data yang
“nyleneh” (out lier)
b. lakukan coding, pemberian kode untuk memudahkan pada saat memasukan data
c. lakukan tabulasi (tally,sheet,
tabulasi sheet).
Analisis/interpretasi data dapat dilakukan
dengan cara :
1. presentase
2. deskriptif (mean, modus, median, rerata, Standart
Deviasi)
3. statistik
inferensial
Analisa data ini tergantung tujuan evaluasi dan kesimpulan yang akan
diambil serta pertimbangan-pertimbangan
yang akan dihasilkan. Dalam melakukan pengolahan data dapat memanfaatkan alat
komputasi seperti Program Excel, Program SPSS, atau dihitung secara manual
dengan kalkulator.
Dalam interprestasi hasil evaluasi yang perlu dipahami adalah mengapa
tujuan penyuluhan tidak tercapai, tidak sesuai target, faktor-faktor-faktor apa
saja yang menghambat dan apa yang memperlancar, serta bagaimana solusinya/saran
perbaikannya pada waktu yang akan datang. Hasil evaluasi ini bermanfaat untuk
perbaikan program yang akan datang datang dan bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan oleh pembuat kebijakan dibidang penyuluhan/pembangunan
pertanian.